Berlomba-lomba dalam Kebaikan - SMA Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan

Senin, 14 Oktober 2024

Berlomba-lomba dalam Kebaikan

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khoyrot). Konsep ini tercermin dalam berbagai ayat Al-Qur’an dan hadits, yang menekankan pentingnya berlomba-lomba dalam amal shalih sebagai bentuk pengabdian kepada Allah dan kontribusi positif bagi masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran ini menjadi pendorong umat Islam untuk selalu berbuat baik dan meningkatkan kualitas hidup bersama.

Makna Fastabiqul Khoyrot dalam Al-Qur'an

Istilah fastabiqul khoyrot secara eksplisit disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya dalam surah Al-Baqarah (2:148):

"Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Ayat ini menegaskan bahwa berlomba-lomba dalam kebaikan adalah perintah Allah bagi semua umat manusia, tanpa memandang perbedaan. Kebaikan yang dimaksud mencakup segala bentuk amal yang mendatangkan manfaat, baik dalam hubungan manusia dengan Allah (hablum minallah) maupun hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas).

Pendapat Para Ahli tentang Berlomba-lomba dalam Kebaikan

1. Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali, seorang ulama dan filsuf terkemuka, menekankan pentingnya mengutamakan niat yang ikhlas dalam setiap amal kebaikan. Menurutnya, berlomba dalam kebaikan bukan sekadar untuk mendapatkan penghargaan di dunia, tetapi lebih pada mencapai ridha Allah. Ia menyatakan dalam Ihya Ulumuddin, “Amal yang terbaik adalah yang dilakukan dengan keikhlasan, dan orang yang berlomba dalam kebaikan adalah mereka yang tidak terjebak pada kesombongan atau pamer.” Oleh karena itu, Al-Ghazali mengajarkan bahwa niat murni harus menjadi landasan dalam berlomba-lomba melakukan kebajikan.

2. Ibnu Katsir

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa perintah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan adalah upaya untuk memotivasi umat Islam agar tidak berlengah-lengah dalam beramal. Ibnu Katsir mengutip berbagai hadits yang menguatkan bahwa setiap amal baik, sekecil apa pun, memiliki nilai yang besar di sisi Allah. Ia menekankan pentingnya waktu dan kesempatan dalam hidup, serta bagaimana setiap muslim harus menggunakan waktu mereka dengan bijak untuk memperbanyak amal saleh.

3. Dr. Yusuf Al-Qaradawi

Dalam bukunya Fiqh Prioritas, Dr. Yusuf Al-Qaradawi menyatakan bahwa berlomba-lomba dalam kebaikan harus didasarkan pada prioritas amal yang paling bermanfaat bagi masyarakat. Menurutnya, umat Islam perlu memahami konteks dan situasi di sekitar mereka untuk menentukan jenis kebaikan apa yang paling urgen dilakukan. Ia berpendapat bahwa fokus utama harus pada amal yang memberikan manfaat jangka panjang dan memperbaiki kondisi sosial, seperti pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan menjaga lingkungan.

Bentuk-bentuk Berlomba-lomba dalam Kebaikan

  1. Amal Sosial
    Amal sosial adalah salah satu wujud nyata dari berlomba-lomba dalam kebaikan. Islam sangat menekankan kepedulian terhadap sesama, seperti membantu fakir miskin, memberikan sedekah, serta mendirikan lembaga pendidikan atau kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
  2. Ilmu Pengetahuan
    Menuntut ilmu juga dianggap sebagai bagian dari amal yang dianjurkan. Para ulama dan cendekiawan muslim, seperti Al-Farabi dan Ibnu Sina, berpendapat bahwa ilmu merupakan kebaikan yang membawa manfaat besar bagi umat manusia. Berlomba-lomba dalam menuntut ilmu dan mengajarkannya adalah salah satu bentuk fastabiqul khoyrot yang sangat dianjurkan.
  3. Amal Spiritual
    Selain amal sosial dan intelektual, aspek spiritual seperti memperbanyak ibadah, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir juga termasuk dalam kebaikan yang harus diprioritaskan. Imam Nawawi dalam kitabnya Riyadhus Shalihin menekankan pentingnya amal ibadah sebagai bentuk pengabdian kepada Allah dan cara untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Berlomba-lomba dalam kebaikan merupakan ajaran inti dalam Islam yang mencerminkan upaya setiap muslim untuk mengisi kehidupan dengan amal shalih yang membawa manfaat, baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Para ulama dan cendekiawan muslim telah menegaskan pentingnya niat yang ikhlas, prioritas amal yang benar, serta ketekunan dalam berbuat baik. Dengan semangat fastabiqul khoyrot, umat Islam diharapkan mampu menjadi pelopor dalam menciptakan dunia yang lebih baik dan penuh rahmat bagi semua makhluk.

Semoga kita semua mampu memaknai dan menerapkan ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari, berlomba-lomba dalam kebaikan menuju keridhaan Allah SWT.

Tulisan Ibu Tri Oktiana Endah Pratiwi

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.